Chapter 129

156 18 53
                                    












Hari-hari berlalu di keluarga Uchiha dengan menyenangkan. Pagi hari yang cerah di hari Senin adalah hari yang sibuk. Pergi ke kantor sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Madara, Obito, Shisui dan Itachi. Mereka sedang bersiap-siap menuju kantor, sementara istri mereka—kecuali Shisui, sedang sibuk menyiapkan sarapan.

Tiga sosok anak kecil di keluarga Uchiha bertambah satu. Selagi Ibu mereka sibuk di dapur, Fumiko dan Mamoru mengajak Rie untuk menuju ke kamar Itachi. Tentu saja mengajak bermain Takumi adalah tujuannya bukan?

Mamoru menyuruh salah satu maid yang menjaga mereka untuk menggendong adiknya, karena Rie yang belum menginjak usia satu tahun masih tidak bisa berjalan.

Si maid hanya bisa menghela napas mendengar perintah anak majikannya itu. Ia ikut melangkahkan kakinya menuju kamar Itachi sembari mengawasi punggung Fumiko dan Mamoru.

Sesampainya di depan kamar Itachi, Fumiko dan Mamoru langsung mengetuk pintu.Suara ketukan pintu membuat pria yang berada didalam kamar membuka pintunya.

Itachi mengerjab heran, mendapati tiga bocah. "Ada apa Fumiko, Mamoru?"

"Kita pengen main sama Takumi Om!" Sahut Mamoru riang. Fumiko mengangguk setuju. "Iyaa, Nii. Kita pengen ngajak Takumi main bareng! Boleh nggak?"

Itachi menghela napas dan menggelengkan kepala. "Takumi lagi tidur, ini masih pagi juga. Nanti aja ya. Kalian main aja bertiga."

"Kok gitu sih Om?" Diantara mereka, hanya Mamoru yang melayangkan protes. Fumiko hanya diam dengan bibir cemberut.

"Takumi lagi tidur, Mamoru..." Sahut Itachi berusaha bersabar. "Bentar lagi deh, paling dua jam lagi bangun."

"Dua jam Om?" Mamoru lagi-lagi protes. Onyxnya membulat. "Lamaa Omm, kenapa nggak dibangunin aja si Om? Kita pengen main bareng. Ya kan Fumiko?"

Fumiko mengangguk cepat.

"Ya nggak bisa dong di bangunin, dia lagi tidur. Udahlah kalian jangan gangguin Takumi. Nanti aja mainnya."

Itachi masih berusaha bersabar meskipun suaranya terdengar sinis, Fumiko dan Mamoru nampaknya tidak menyerah.

"Kemarin, kita nggak sempet main sama dia.. sekarang masa gak dibolehin si Om?"

Itachi refleks memegang kepalanya sendiri sangking kesalnya. Memang buah tak jatuh dari pohonnya.. Diantara Fumiko dan Mamoru, hanya Mamoru yang terus-terusan protes. Persis seperti Obito.

"Kita pengen main Om—"

"Nanti aja mainnya! Denger gak sih?!"

Onyx Fumiko dan Mamoru membulat. Tapi saat itu Fumiko menyadari jika onyx kakaknya itu hanya mengarah pada Mamoru. Mungkin dia kesal dengan Mamoru.

"Kenapa nggak bisa sabar sih?" Tambah Itachi dengan kening mengerut, memelankan nadanya. "Bentar lagi juga bangun, udahlah Om mau berangkat kerja."

Itachi mengerjab sesaat kemudian Mamoru langsung berlari menjauhi kamarnya. Sebelumnya dia melihat kelopak mata bocah itu tergenang air mata. Apa dia keterlaluan ya? Pikirnya.

Ck, toh nada tinggi yang dilayangkan pada Mamoru wajar-wajar saja. Lagian bocah itu memang agak bandel, kesal padanya adalah hal yang wajar. Kalau tidak dibentak, Mamoru pasti akan terus-terusan memaksa.

"Mamoru!" Fumiko berteriak khawatir. Segera berlari menyusul keponakannya yang sedang menangis.

Maid di samping bocah itu menghela napasnya, ikut menyusul langkah mereka seraya setia menggendong Rie.

My Daddy Madara (Season 2)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن