Chapter 79

140 19 28
                                    






Seorang pria terlihat tengah duduk sendiri di sebuah meja kantin kampus yang ada dipojokan. Didepannya ada laptop yang menyala, kedua tangannya mengetik sesuatu. Sangking fokusnya, pria tersebut tidak menyadari bahwa ada tiga orang yang berjalan menuju meja-nya.

"Bro!" Suara berat salah satu dari tiga orang itu menginterupsi. Onyx Uchiha Sasuke langsung mengarah pada pelaku yang menyapanya tadi.

Ternyata tiga orang itu adalah Naruto, Rock Lee dan Neji. Tanpa ba-bi-bu, mereka mendudukkan diri di kursi.

"Lo gua perhatiin suka menyendiri beberapa hari ini, Sas. Kenapa?" Tanya Lee. Sepasang matanya melirik Sasuke yang berkutat di laptopnya.

Sasuke tak menjawab.

"Butuh hiburan Lo?"

Kali ini bukan suara Naruto ataupun Rock Lee. Melainkan Neji. Melihat keterdiaman Sasuke lagi-lagi, pria tampan berambut panjang itu mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Ya, sebuah rokok yang biasanya bisa menghilangkan stress bagi sebagian orang.

"Rokok, bro." Dengan perhatian, Neji memberikan sebatang rokok pada Sasuke yang masih diam. "Dari tampangnya sih, ni anak stress. Nggak tau kenapa." Ucap Neji melirik Naruto dan Lee.

Rokok yang masih menganggur di depan Sasuke langsung menjadi sasaran empuk Namikaze Naruto. Tanpa ragu, pria pirang itu menyalakan pematik api dan menghisap rokok tersebut di lingkungan kampus.

"Rokok lo merk apaan Ji?" Tanya Naruto pada Neji, "Rasanya enak. Nggak kayak punya gua."

"Lo liat bungkusnya, tolol. Ada tulisannya!" Sahut Neji, nadanya tinggi di akhir. Merasa kesal saja bahwa jelas-jelas bungkus rokok tersebut ada didepan matanya, namun Naruto masih bertanya.

Sebelah tangan Neji dengan gemas menunjuk bungkus rokok yang ada di atas meja.

Sejenak Naruto mengabaikan Neji dan beralih menatap Sasuke. "Oh iya Sas. Hari ini, kita mau ngajak Lo kumpul-kumpul di rumah gua. Bokap sama Nyokap gua lagi nggak ada di rumah. Biasaa lah... Pacaran kayak anak muda. Shikamaru, Chouji sama Kiba nyusul. Kalo temen kita si Shino, nggak usah ditanya. Dia nolep, nggak bakal mau."

Onyx Sasuke melirik ke arah Naruto, keningnya mengerut. "Gua nggak bisa." Sahutnya singkat, sontak membuat mereka yang ada disana heran.

"Lah, ngapa?' Tanya Rock Lee membulatkan mata.

"Lo semua kan tau, ada tugas dari Dosen. Gua sibuk."

Mendengar jawaban Sasuke, Neji berkacak pinggang. "Santai aja Sas. Toh, buat minggu depan. Lagian, kalo tugas dari Dosen itu mah santai aja. Orangnya baik soalnya." Jelas Neji. Dosen yang dimaksud mereka adalah dosen favorit di kelasnya, lantaran baik hati dan suka bergurau.

"Eh, tapi lu tau nggak sih.. desas-desus tuh Dosen?"

Suara Naruto membuat tiga pasang mata itu menatapnya penasaran. "Katanya nih ya.. tuh dosen mesum. Suka ngintip cewek-cewek, khususnya dosen yang lagi ke toilet. Ih, ngeri banget.."

Naruto bergidik ngeri sendiri, padahal dia yang cerita. Ya, ia akui jika dirinya mesum. Tapi mesum kan ada batasnya. Dia bukan tipe orang yang mesum sampai ngintip-ngintip begitu.

"Kata siapa Nar?" Nampaknya Sasuke mulai tertarik dengan pembicaraan ini. "Lo jangan ngarang. Kalo ada yang denger lo ngomong begini, kita bisa dipanggil."

"Tauk nih, jangan ngarang lo." Sahut Neji.

"Sumpah gua nggak ngarang bro!" Jawab Naruto mengangkat kedua tangannya. "Gua denger dari kakak-kakak kelas kita. Temen kita, si Shikamaru juga sempat ngeliat tuh orang bawa majalah dewasa pas pembelajaran di kelas!"

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now