"Papa mau ngomong apa Pa?" Tanya Shisui, membuka suaranya. Menatap sang ayah yang tak kunjung bicara melainkan menyembunyikan sesuatu dari balik punggung.
Setelah Shisui bertanya, Madara dengan jantungnya yang berdegup tak beraturan menyerahkan benda tersebut ke arah anak keduanya itu.
Shisui segera menerimanya dan langsung membulat saat tahu apa yang dipegangnya.
Sebuah testpack!
Refleks, tangan Shisui gemetaran. Obito, Sasuke dan Itachi mengarahkan pandangannya pada Shisui, sekaligus mengarahkan pandangannya pada sebuah benda pipih yang sedang digenggam oleh Shisui.
Onyx mereka bertiga melotot keluar mendapati benda apa yang ada didalamnya. Yaitu sebuah test pack, alat test kehamilan yang biasa dibeli para wanita untuk mengetahui apakah mereka hamil atau tidak.
Wajah Mei sendiri sudah merah padam. Ia tidak tahu harus bagaimana selain menunggu reaksi mereka.
Selama beberapa detik mereka tak menunjukkan reaksi apapun selain melototi benda pipih yang masih dipegang oleh Shisui. Madara juga menyernyit heran saat mata mereka berempat yang nyaris keluar itu berubah dengan tatapan kosong. Ya, Madara tahu anak-anaknya masih bergeming tapi roh mereka seolah tak ada dalam raga.
Dua detik kemudian, terdengar suara benda terjatuh. Suaranya kecil namun cukup membuat mereka mengerjab dan tersadar. Ternyata tangan Shisui yang tremor menjatuhkan testpack Mei. Ketiga saudaranya tahu jika Shisui terkejut, mereka pun merasakan hal yang sama. Ketiganya pun shock bukan main, sekaligus tak percaya apa yang sedang terjadi sebenarnya.
Selama waktu berjalan, mereka hanya bergeming dan tak bergerak hingga mereka tersadar saat suara Shisui yang memecahkan keterkejutan ketiganya.
"Papa, Mama hamil Pa?"
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Shisui, pipi Madara semakin panas. Ya, Mei hamil dan itu sudah jelas, bukan? Dilihat empat pasang onyx membuat Madara semakin gugup.
"Ini, kita nggak salah liat?" Shisui bertanya lagi.
Anggukan kecil dari Madara membuat Shisui dan ketiganya membulatkan onyx kembali. Masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Namun tiba-tiba saja tubuh Shisui serasa lemas tak bertulang, lututnya terasa berat sehingga pria itu hampir merosot tapi untungnya ada sebuah tangan yang memegangi tubuhnya.
"Shisui," Panggil Madara maju selangkah. Perlahan mengangkat rahang Shisui dengan tangannya karena ingin melihat wajah anaknya itu. Dilihatnya, pipi Shisui yang memerah melihat sang ayah dengan perasaan aneh.
"Kamu nggak Papa?" Tanya Madara, rautnya berubah menjadi khawatir.
"Pa, Shisui seneng banget. Tapi jangan tiba-tiba juga ngasih beritanya," Jawab pria itu lemas. Membuat Obito, Itachi dan Sasuke tersadar dari kemalut di otaknya. Mereka terkejut, tapi ditambah lagi terkejutnya saat Shisui mendadak lemas dan hampir terjatuh.
Mendengar suara Shisui, membuat Madara berkilah tidak setuju. "Ini memang tiba-tiba Shis. Papa juga shock awalnya."
"Ya Papa jangan langsung ngasih testpack positif sama kita dong Pa!" Suara tiba-tiba dari Itachi membuat Madara terkejut.
"Itachi bener Pa," Dukung Obito pada Itachi sembari memegang dadanya, ia benar-benar shock tadi. "Kita jadi kaget banget Papa. Ini kalo kita berempat jantungan gara-gara kaget terus, Papa tanggung jawab yah!"
"Jangan jantungan dulu, To! Gua belum kawin sama Sakura!" Jawab Sasuke tak setuju, tanpa sadar sikap Obito menurun padanya.
"Teruss.. maksud kalian Papa harus gimana? Mau bagaimana pun, janin itu .." Madara memerah kembali, "Janin dalam perut Mei kan adik kalian. Ya Papa ngasih kabar bahagia ini ke kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy Madara (Season 2)
FanfictionMenceritakan kisah Madara sebagai direktur di perusahaan Uchiha yang mempunyai anak-anak bandel dan susah diatur. Kehidupannya setelah menikah, sedikit berbeda dari sebelumnya.. Seperti sebuah dongeng yang menjadi kenyataan, kebahagiaan Madara berli...