Chapter 145

117 20 84
                                    







Dua garis pada benda pipih itu membuat jantungnya melompat kaget. Kedua bola mata wanita itu membesar ketika dia baru saja menyelesaikan tes kehamilan yang suaminya sarankan. Kedua tangannya bergetar sangking shocknya, sungguh dia tak menyangka jika dia tengah mengandung.

Ternyata gejala yang dia alami beberapa hari terakhir karena dia sedang mengandung seorang bayi. Menurutnya ini terlalu cepat. Bagaimana bisa dia hamil secepat ini? Dalam waktu dua minggu setelah menikah?

Tapi dia ingat jika semua ini adalah ulah Shisui. Pria itu samasekali tidak memberinya waktu istirahat. Dia akui, dia bisa beristirahat dengan tenang beberapa hari belakangan setelah Shisui melihat dia tak enak badan.

"Kagura,"

Lima menit diam di kamar mandi membuat keterkejutan wanita itu buyar karena panggilan sang suami. Kagura lantas melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam kamar mandi.

Suara pintu terbuka membuat Shisui terkesiap dan segera menghampiri wanita itu. Ada sorot kekhawatiran dan penasaran di sepasang onyxnya.

"G-gimana, Kagura?" Kali ini suara gugup pria itu tak dapat ditahan. Shisui sangat membenci kondisi dimana jantungnya berdegup kencang. Khawatir, gugup, dan penasaran bercampur menjadi satu.

Melihat rona merah di pipi sang istri..  apakah ucapan Mama nya itu benar? Pikirnya. Apakah gejala yang Kagura alami sekarang karena dia sedang hamil..?

"Apa hasilnya?"

"Shisui-kun," Kagura membalik tespack tersebut dan menghadapnya kedepan Shisui. Kedua onyx pria itu seketika langsung membulat. Dadanya berdesir hebat, kakinya melemas.

"Aku hamil,"

Dua kata itu membuat jantung Shisui melompat, bersamaan dengan kedua matanya yang menangkap dua garis pada benda pipih tersebut.

Satu tespack Shisui terima dari Kagura untuk melihat benda itu lebih jelas. Tangannya tiba-tiba bergetar sangking shocknya.

Alih-alih senang, Kagura malah khawatir melihat respon Shisui. Bagaimana tidak? Shisui terlihat sangat shock, lebih-lebih Kagura melihat sebelah tangan sang suami yang memegang tespack bergetar.

"Kamu nggak papa Shis?"

Suara istrinya mengembalikan nyawanya menapak tanah kembali. Shisui mengerjabkan matanya, namun sorot terkejut masih dilayangkan oleh pria itu. Sedetik kemudian, suaranya yang berat akhirnya terdengar.

"Ini.. testpack nya akurat?"

Mendengar respon Shisui, tentu saja membuat Kagura bertanya-tanya. Mengapa Shisui berkata seperti itu?

"Shisui-kun, kenapa kamu tanya begini?"

"Aku takut kalau tespack nya rusak. Aku nggak mau senang dulu, Kagura.."

"Mama beli di apotik kan? Apa perlu kita beli lagi?"

Kagura menunjukkan dua tespack positif yang baru saja Shisui berikan padanya. Sangat mustahil jika dua-duanya rusak, "Tapi.. nggak mungkin rusak Shis. Kalau positif semua, hasilnya pasti akurat."

Selama beberapa saat tak ada jawaban. Shisui diam dan membeku di posisi, pria itu bahkan tak bergeming sedikitpun.

Sungguh dia tak menyangka saja jika sang istri bisa hamil secepat ini. Rasanya baru dua minggu dia menikah dengan Kagura. Kenapa tiba-tiba hamil?

Tapi diluar keterkejutannya, ada sesuatu yang menggelitik hatinya. Membayangkan sosok mungil yang merupakan anaknya nanti, pasti rasanya sangat menyenangkan.

Tak dapat dipungkiri, kehamilannya yang cepat ini membuat Kagura juga bahagia. Kami-sama terlalu cepat mempercayakan kepada mereka seorang anak.

"Shisui?" Kagura memberanikan diri untuk menepuk pundak sang suami. Dia sedikit bingung melihat respon sang suami yang diam saja. Apa.. pria itu masih tidak percaya dengan kehamilannya?

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now