Chapter 77

119 12 35
                                    






"Nar. Gua harus cabut sekarang. Udah jam sembilan nih." Ucap Sasuke membuat Naruto berdecak.

"Yaelahh bro.. baru aja satu jam. Gitu, lu nggak ngapa-ngapain! Cuma joget didepan sepuluh menit doang!"

Sedikit tak menghiraukan Naruto, Sasuke mendengus. "Gua balik dulu."

"Ati-ati bro!"

Bersamaan dengan suara teman-temannya, Sasuke keluar dari klub. Udara segar langsung masuk kedalam paru-paru pria raven itu. Saat didalam tadi, ia tidak bisa bernafas dengan lega. Seisi ruangan bau alkohol yang menusuk.

Sasuke melangkahkan kakinya menuju lift untuk menuju lantai dasar dimana area parkir. Tepat Sasuke keluar dari lift dan menginjakkan kakinya menuju lobby, mulut pria raven itu terbuka sangking terkejutnya mendapati seorang pria tinggi berambut jabrik.

Sasuke ingin melangkah mundur dan berlari untuk bersembunyi.

Tapi entah mengapa kaki-kaki panjangnya mendadak tidak bisa diandalkan. Apalagi sepasang onyx kakaknya itu bertabrakan dengan onyxnya. Bibir Sasuke terbuka, meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Bulir-bulir keringat terus meluncur dari dahinya turun menyelinap ke dalam kerah kemejanya.

Bagaikan kehilangan tiga per empat nyawanya, mulut pria raven itu komat-kamit, dan kakinya melangkah mundur saat Obito berjalan menghampirinya.

Jika waktu bisa diputar, Sasuke akan menolak mentah-mentah ajakan Naruto. Terbukti pria pirang itu tak bersamanya saat sebentar lagi dia akan kehilangan nyawanya.

"Uchiha Sasuke," Suara Obito terdengar saat kakinya sudah berhenti melangkah didepan adiknya. Siapapun pasti tahu suasana hati Obito setelah melihat dari raut wajahnya. Dia sedang marah, dengan onyxnya yang terlihat membara.

"Jadi, selama ini.. gua nggak tau kelakuan adik gua sendiri." Ucap Obito, urat-urat lehernya menyembul keluar. Ingin meledak tentu saja, tapi dia masih menahannya.

Demi apapun, ini sebuah mimpi buruk bagi Sasuke. Bagaimana kalau Obito melapor pada Madara? Selain itu, Itachi, Shisui dan Mei juga ikut tahu. Membayangkannya ia tak bisa.

"To, plis.. lo harus denger penjelasan gua. Ini nggak seperti yang lo kira To.." Balas Sasuke, wajahnya memelas minta dikasihani.

"GIMANA BISA GUA SEBAGAI KAKAK LO NGGAK NGERTI KALO LO ADA DISINI?!"

Suara Obito keras, membuat beberapa pengunjung yang berlalu lalang menatapnya aneh. Sedangkan Sasuke hanya bisa diam ditempat sambil ketakutan.

Belum sempat Sasuke bernapas, Obito sudah menarik lengannya begitu saja. Dia hendak memberi Sasuke pelajaran agar kapok untuk tidak berbuat ulah. Yang jelas, Madara harus tahu. Karena dia Ayahnya sendiri.

Sasuke panik saat Obito mendorong tubuhnya yang lebih kecil itu kedalam mobil. Sasuke hendak memprotes, tapi lidahnya sangat sulit untuk digerakkan.

Panik Sasuke semakin menjadi-jadi saat Obito menerobos lampu merah, menyalip mobil di kanan-kirinya. Sasuke yakin, kecepatan mobil yang sedang dikendarai nya melebihi aturan berlalu lintas dan kakaknya akan kena tilang jika ada polisi.








Pria jabrik itu memencet klakson saat mobilnya berhenti di depan sebuah rumah mewah. Para satpam yang berjaga-jaga langsung membukakan pintu untuknya, tapi setelah dua anak majikannya keluar dari mobil.. mereka bertanya-tanya mengapa salah satunya terlihat marah-marah.

Secara kebetulan, Obito dan Sasuke yang baru sampai di rumah mendapati Itachi dan Shisui yang sedang duduk di ruang keluarga. Dua pria itu terlihat bingung melihat Obito dengan wajah emosi.

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now