Chapter 106 (Special Chapter)

142 20 70
                                    









Pagi yang dingin segera membuka lembar-lembar kesadaran mereka. Matahari belum juga muncul saat pria itu menjadi satu-satunya orang yang terbangun di rumah itu dikala semuanya sedang terlelap.

Uchiha Itachi memang belum tidur semalaman. Sekarang sudah pukul setengah lima pagi. Yang benar saja, sejak tadi dia mencoba tidur namun tidak bisa.

Itachi memegang dadanya yang sedikit terasa berat. Hal itu dikarenakan pria itu tak bisa menahan diri agar tetap tenang.  Jantungnya berdegup tidak wajar sejak semalam.

Hari ini adalah hari pesta pernikahannya dengan Izumi.

Itachi mengambil buku bercover hijau yang tergeletak dibawa bantal. Itachi akui, bukan hanya karena tidak bisa tidur, dia juga membaca buku itu sampai larut malam. Pada awalnya Itachi shock saat pertama kali membaca buku seperti ini. Halaman pertama pun dia sudah disuguhi oleh berbagai kata berbahaya yang membuat suhu tubuhnya meningkat.

"Izumi..." Pria itu berbicara. Dia mengigit bibirnya saat melihat wajah Izumi di bingkai foto kamarnya.

"Aku nggak tidur semalem, sayang. Apa kamu bisa tidur semalem?" Ucapnya bergumam sendiri.

Menghela napas, Itachi meletakkan bingkai foto itu kembali ke atas meja.

Menit-menit berlalu hingga matahari mulai nampak. Sinarnya menembus gorden jendela kamar Itachi yang sengaja terbuka. Hingga tak terasa waktu berlalu, sekarang pukul tujuh pagi.

"Chi?"

Uchiha Obito datang ke kamar adiknya tanpa permisi. Seperti biasa dia membuka pintunya begitu saja. Cukup dikejutkan oleh pemandangan didepannya, dimana  Itachi berdiri didepan cermin. Pria itu nampak cemas dengan keringat di wajahnya.

Ubun-ubun pria itu terasa berat tiba-tiba saat mendapati kakaknya datang tanpa mengetuk pintu. "Lo awas To,"

"Lu ngapain Chi pagi-pagi udah keliatan ketakutan begitu?" Obito masuk kedalam kamar itu dan menutup pintu.

"Lu kalo mau masuk, ketuk dulu dong pintunya.." Itachi terkesiap. "Gua baru aja mau ngapalin teks buat upacara nanti To,"

"Lah, ngapain?" Obito heran. "Gak pake diapalin kale Chi.. "

"Ya emang gua akui simple sih To.." Itachi mengusap-usap lengannya seperti orang kedinginan. "Tapi gua harus mempersiapkan mental gua. Belum apa-apa gua udah keringet dingin begini."

Obito tersenyum, ia nampak bernostalgia dengan pemandangan didepannya. "Lo nggak jauh beda dari gua. Yaudah yuk, sarapan dulu. Mama udah nyiapin tuh di meja makan."

Itachi segera beranjak dari tempatnya. Ia mengikuti langkah Obito yang menuju ke lantai bawah.

Ternyata di ruang makan sudah ada Madara dan Mei, juga kakak dan adiknya, Shisui dan Sasuke. Itachi segera duduk di samping mereka.

"Gimana semalem? Bisa tidur?"

Uchiha Madara melayangkan pertanyaan pada anak ketiganya. Dia bisa melihat raut wajah gugup yang tidak bisa disembunyikan dari Itachi.

Itachi agak terkejut dengan pertanyaan sang Ayah yang tiba-tiba. "Itachi nggak tidur semalem Pa. Badan rasanya lemes, kepikiran terus sama upacaranya."

"Lebay amat lu Aniki." Sasuke tiba-tiba menyahut. Suaranya membuat Itachi menoleh.

"Lebay? Lu belum ngerasain jadi gua."

"Ya maksud gua.. gugup itu udah biasa. Tapi sewajarnya aja kalee.. gak usah sampai gak tidur semalem. Lebay lu."

Itachi mengerutkan kening. "Gua sumpahin lu nanti ngerasain apa yang gua rasain,"

"Chi, udah Chi...." Suara Shisui pun terdegar. "Masih pagi juga udah ribut."

My Daddy Madara (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang