Chapter 136 (Special Chapter)

131 14 63
                                    









Siluet kekuningan mulai tampak di ufuk timur, perlahan keluar dari awan. Melalui celah-celah, sinar matahari menyusup masuk kedalam sebuah kamar. Salah satu kilaunya menyinari kelopak mata pria berambut hitam disana.

Kesadarannya masih nol, semalam dia diserang cemas dan gugup hingga berakhir tidur pukul empat pagi. Bukan tanpa alasan pria itu gugup, namun tentu saja karena hari ini adalah hari pernikahannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan, sedangkan acara pernikahan tersebut akan berlangsung sore hari. Memang masih agak lama, tetapi mereka berniat untuk bersiap-siap terlebih dahulu di sebuah hotel.

Keluarga Uchiha menikmati sarapan sebelum berangkat ke hotel. Namun ketidakberadaan salah satu pria disanalah yang membuat Madara menyuruh Itachi untuk memanggil Shisui agar ikut sarapan. Madara geleng-geleng kepala. Bagaimana bisa sekarang pukul delapan lewat namun Shisui tak kunjung turun?

"Kamu panggil Shisui, gimana sih kok belum turun?" Ujar Madara.

Itachi mengangguk dan melenggang pergi setelah mendengar perintah Madara. Tak berselang lama pria itu kembali dengan membawa Shisui, si calon pengantin.

"Kamu ini gimana sih Shis? Kamu udah mandi?"

Shisui yang hendak duduk terkesiap mendengar pertanyaan sang Ayah. Wajahnya terlihat jelas-jelas bangun tidur. "Belum Pa.. Mau sarapan dulu,"

Madara hanya menghela napas. Mereka melanjutkan sarapan tersebut.

Pada sela-sela sarapan tersebut, Madara menyadari jika Obito belum kunjung turun. Namun dia tidak seberapa mempermasalahkan hal tersebut karena Obito bukan tamu utamanya sekarang. Yang dia permasalahkan adalah Shisui, yang sebentar lagi akan mengucap janji suci namun pria itu malah baru bangun tidur.

"Kamu ini gimana Shis? Harusnya kan siap-siap. Kita mau berangkat ke hotel habis gini. Ini udah jam delapan lewat."

Shisui mencoba untuk berperang melawan rasa gugup dan cemas dalam dirinya semalam. Usahanya pun lumayan tidak sia-sia, namun membuatnya bangun terlambat.

"Maaf, Pa. Shisui telat bangun.."

Tak ada bantahan atau penjelasan. Memang begitu lah adanya, begitu lah dirinya. Ini semua salahnya yang membuat dia bangun telat.

"Habis gini langsung mandi, satu jam lagi kita langsung berangkat!"

Shisui mengangguk. Kepalan tangan yang awalnya memegang sendok berganti dengan memegang dadanya. Rasanya cukup berat.

Jantungnya berdegup tidak wajar sejak semalam. Tenaganya terkuras habis.

Mereka semua melanjutkan kembali sarapan. Setelahnya mereka berniat menuju kamar untuk bersiap-siap, tetapi suara Madara menghalangi mereka.

"Obito kok belum turun sampai sarapan selesai?"

Menyadari pertanyaan itu dilontarkan padanya, wanita berambut coklat itu terkesiap. Rin segera menjawab, "Obito lagi tidur Pa.. Tadi malem begadang soalnya."

Jawaban yang Rin berikan membuat Madara berdecak. "Habis gini dibangunin, ayo donggg kita kan mau ke hotel bareng-bareng."

Suara Madara terkesan tidak sabar. Rin hendak menjawab, namun ada suara yang tiba-tiba menyahut ketika mulutnya nyaris saja berbicara.

"Ya ampun udah jam sembilan begini masa masih tidur."

Madara menoleh pada anak keempatnya yang baru saja menyahut.

Rin merasa tidak enak. Namun alasan Obito masih tidur adalah karena kelelahan mengerjakan tugas kantor. Pria itu dengan sukarela menggantikan posisi Shisui sementara dan mengerjakan tugas yang bukan tanggung jawabnya. Alhasil, dia kelelahan karena baru tidur jam tiga pagi.

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now