Hari-hari berlalu di keluarga Uchiha. Para anggota keluarga Uchiha menjalani aktivitas mereka seperti biasa. Tak ada yang begitu spesial, berangkat pagi dan pulang malam adalah rutinitas sehari-hari empat pria Uchiha itu, kecuali jadwal Sasuke yang tak menentu.
Hari ini adalah hari Senin, dimana empat pria yang bekerja di Perusahaan Uchiha sedang sibuk-sibuknya. Sasuke, dan ketiga wanita yang sedang menunggu kepulangan empat pria itu menjadi sedikit khawatir. Bagaimana tidak? Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit.
Semua orang tahu bekerja di Perusahaan Uchiha memang menguras banyak waktu, tapi tak seperti biasanya Madara dan ketiga anaknya belum datang hingga jam segini.
"Izumi, kamu istirahat aja. Palingan Papa sama Itachi bentar lagi dateng." Ucap Mei dengan nada menenangkan.
Ternyata tak hanya Izumi, dua bocah sedang menunggu kepulangan mereka. Mereka merasa khawatir, tak seperti biasanya ayah mereka pulang hingga larut malam. Sementara Rie yang masih belum mengerti apa-apa, sudah ibunya tidurkan.
"Nggak bisa Ma.." Jawab Izumi menggeleng, "Aku mau nungguin Itachi-kun aja."
"Mama heran, tumben-tumbenan Papa sampai jam segini belum pulang. Kalaupun ada tugas, palingan dikerjain di rumah. Ditelpon nggak diangkat." Ujar Mei.
"Itachi-kun juga gitu Ma, tapi handphonenya aktif. Kayaknya emang ada sesuatu di kantor Ma.." Jawab Izumi dengan onyx khawatir.
"Rin, kamu coba telpon Obito. Kali aja diangkat." Mei menoleh pada menantu pertamanya yang sibuk dengan Mamoru yang rewel.
Rin menoleh, mulutnya hendak menjawab tetapi keduluan Sasuke yang duduk di sebelahnya. "Mama kayak baru tau Obito aja.. ya pasti Rin udah telpon Ma, pasti hp-nya Obito nggak aktif."
"Bener Rin? Udah coba telpon Obito belum?"
Rin mengangguk. Ekspresinya lesuh, "Yang Sasuke bilang bener Ma... Handphonenya nggak aktif. Aku udah bilang berkali-kali tetep aja nggak berubah Obito,"
"Sas, coba kamu hubungi Shisui. Barangkali diangkat." Ucap Mei lagi. Maniknya terlihat semakin gusar.
Sasuke mengangguk dan mengeluarkan ponselnya di saku celana. Ia segera menghubungi Shisui sesuai saran Mei.
Selama beberapa saat, mereka menunggu telpon tersebut diangkat. Namun sayang, Shisui sama seperti Papanya dan dua saudaranya.
"Nggak diangkat Ma," Ujar Sasuke. "Bentar lagi juga pasti pulang."
Apa yang dikatakan Sasuke benar. Dua puluh menit kemudian terdengar suara gerungan empat mobil yang berturut-turut masuk ke halaman. Tiga wanita yang sedang menunggu di ruang keluarga segera kedepan halaman.
Dilihatnya empat sosok itu yang menunjukkan wajah lelah luar biasa. Tetapi Madara nampak sedikit berbeda, dia terlihat marah pada tiga putranya.
"Iya Pa, iya... Kan masalahnya udah selesai." Ucap Obito menanggapi.
"Sayang?" Mei memanggil, sontak pandangan empat pria itu menatap ke arah Mei. "Ada apa? Tumben pulangnya sampai jam segini."
Madara menghela napasnya. Berusaha meredakan emosi yang sempat menyerangnya. "Tadi ada masalah di kantor, Mei.. Kantin karyawan sempat rusuh karena hampir kebakaran. Aku benar-benar tidak habis pikir mengapa mereka yang bekerja di kantin lalai begini!"
Mei terkejut. Begitupun dengan Rin dan Izumi. "Kok bisa sih?" Tanya Mei terkejut. "T-tapi, bagaimana kondisinya sekarang?"
Madara menggeleng, wajahnya nampak frustasi. "Tidak ada korban yang terluka, tapi aku langsung memecat beberapa orang yang sudah bekerja dengan teledor itu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Daddy Madara (Season 2)
FanfictionMenceritakan kisah Madara sebagai direktur di perusahaan Uchiha yang mempunyai anak-anak bandel dan susah diatur. Kehidupannya setelah menikah, sedikit berbeda dari sebelumnya.. Seperti sebuah dongeng yang menjadi kenyataan, kebahagiaan Madara berli...