Chapter 166

114 20 110
                                    









Suara telpon berbunyi yang berasal dari saku Itachi membuat Itachi segera merogoh kantongnya, mengeluarkan benda berharga puluhan juta tersebut.

Pria itu sedikit bingung ketika handphonenya di telpon oleh nomor yang tak dikenal. Tanpa curiga sedikitpun, Itachi segera menerimanya.

Belum satu menit ketika telpon diangkat dan seseorang dari sebrang menyampaikan sesuatu, Itachi merasakan jantungnya melompat kaget hingga tangannya gemetar.

Ponsel tersebut seketika terjatuh dengan keadaan yang masih tersambung dengan seseorang. Melihat Itachi yang sedemikian terkejut, Obito, Rin dan Izumi nampak kebingungan.

"Ada apa Itachi-kun?" Tanya Izumi khawatir. Kedua tangannya memegang pundak Itachi.

Hanya keheningan yang ada. Itachi terlihat begitu shock sampai-sampai kedua tangannya gemetar. Mereka tidak pernah melihat Itachi sampai se-kaget ini. Mereka bertiga berfirasat ada sesuatu yang tidak enak.

Obito segera mengambil ponsel Itachi yang terjatuh untuk melihat siapa yang menelpon. Memang nomor tidak dikenal, segera Obito yang berganti mengangkat telpon tersebut.

"Ada apa?"

Sedetik kemudian setelah pertanyaan itu dijawab, Obito sama kagetnya dengan Itachi. Namun pria itu tak sampai gemetaran.

"Dia ada di rumah sakit mana?"

Izumi dan Rin saling pandang sejenak, wajah dua wanita itu juga ikut khawatir.

"Ada apa Obito-kun?" Tanya Rin setelah Obito mematikan teleponnya. Pria itu terlihat cemas dengan kabar yang dibawa oleh seseorang dari sebrang.

"Sasuke kecelakaan, dia ada di rumah sakit deket stasiun kota sekarang."

Rin dan Izumi terkejut, ternyata kabar itu lah yang membuat Itachi sampai ketakutan seperti itu.

"Rumah sakit deket stasiun kota? Itu kan jauh banget dari sini." Ujar Rin dengan pandangan cemas.

"Yang penting dia sudah ada di rumah sakit sekarang, Rin. Sekarang kita harus kasih tau Papa sama yang lain terus kita kesana." Ujar Obito.

Diam-diam Obito melirik pria disampingnya yang sejak tadi diam setelah kabar itu terdengar. Obito paham, Itachi pasti sangat shock sampai-sampai ketakutan seperti sekarang. Wajahnya nampak begitu kacau.

"Gua harus pergi sekarang!"

Itachi segera beranjak dari tempat duduknya untuk berdiri. Dia harus menyusul Sasuke secepatnya sekarang. Masalah orang-orang yang belum diberi kabar, dia serahkan pada Obito dan keduanya.

Namun sebelum sempat Itachi melangkah, Obito dengan cepat meraih pergelangan tangannya. Mencegatnya untuk pergi, "Chi, lu harus ditemani. Oke?"

Itachi menepis tangan Obito yang hinggap di pergelangan tangannya. Onyxnya berubah marah, "Gua nggak bisa nunggu-nunggu!"

"Kita berangkat sekarang. Lu tenang dulu.." Obito berusaha bicara pelan-pelan. Onyxnya lalu beralih pada Rin dan Izumi yang terdiam karena shock, "Rin, Izumi.. Tolong kalian kasih tau Papa, Mama, sama Shisui mengenai masalah ini. Aku sama Itachi mau ke rumah sakit sekarang, kita mau memastikan gimana keadaan Sasuke."

Rin dan Izumi mengangguk, tanpa aba-aba dua wanita itu berlari dan berpencar untuk menuju kamar Madara dan Shisui.

"Ayo Chi kita berangkat," Ucap Obito pada adiknya. Itachi mengangguk dan segera menuju pintu keluar rumah dengan tergesa-gesa.

Itachi merasakan kedua kakinya terasa lemas tak bertulang. Sebagai seorang kakak, entah kenapa pikiran-pikiran negatif yang berlebihan sedang bermunculan di otaknya. Itachi tidak ingin bekerja sama dengan pikirannya yang mengatakan bahwa Sasuke ada dalam kondisi yang parah. Hatinya menolak semua prasangka buruk itu, hanya harapan dan doa yang dipanjatkan agar Sasuke tak separah yang ada dalam pikiran.

















My Daddy Madara (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang