Chapter 50 (Special Chapter)

233 25 43
                                    








Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Sembari makan malam tadi, mereka disuguhkan oleh performance dari seorang penyanyi yang membuat mereka betah duduk di restoran. Karena mereka sadar sekarang sudah larut, mereka berdiri dan melenggang pergi dari sana.

Saat sudah sampai didepan pintu kamar, terdengar deringan telpon. Suara tersebut berasal dari tas kecil seorang wanita disana. Hal itu membuat atensi mereka beralih pada seorang wanita yang sedang merangkulkan tangannya pada Obito.

Sebelah tangan wanita itu kemudian segera mengambil handphonenya yang masih berbunyi tersebut.

"Siapa sayang?"

Suara Obito membuat Rin tersentak dan memperlihatkan layar handphonenya. Onyx pria itu langsung membulat.

"Kakashi ini apa-apaan sih?" Tanya Obito dengan kening mengerut. Nadanya terdengar tidak ramah.

"Kenapa emangnya si Kakashi To?" Tanya Itachi yang masih berada disana dan belum masuk ke kamar.

Ya Itachi menyadari sih jika sepanjang makan malam tadi, pria perak itu menelpon kakaknya habis-habisan. Oleh karena itu Obito terpaksa harus mematikan handphonenya dan mungkin hal itu yang membuat Kakashi harus menelpon Rin.

Obito menoleh dan menjawab pertanyaan adiknya itu, "Putus sama pacarnya." Jawabnya. "Dia mau curhat, tapi maksud gua... nanti aja. Gua telpon balik. Lah, ini malah nelpon istri gua."

Onyx Itachi memicing dan selanjutnya ia mengeluarkan dengusan tawa. "Putus? Ya bagus deh. Orang kelakuan Kakashi kayak begitu gimana mau langgeng? Gua malah kasihan sama ceweknya kalau diterusin."

Mendengar perkataan Itachi, Sasuke mengangguk mantap. "Ya iyalah putus! Ini pasti Kakashi aneh-aneh To, makanya baru pacaran udah putus!" Sahutnya dengan nada tinggi.

Obito hanya diam dan memikirkan kata-kata dua adiknya. Walaupun memang ia belum mendengar penjelasan dari Kakashi mengapa ia bisa putus, tapi ia mengenal betul pria perak itu. Apa Kakashi melakukan hal yang tidak-tidak sehingga Hanare minta putus?

"Haduh, Sas.. Chi," Kali ini suara Shisui menginterupsi. "Jangan negatif thinking. Udahlah, urusan mereka.. kita nggak perlu ikut campur."

"Lah, siapa yang ikut campur?" Tanya Itachi heran. "Gua cuma ngomong.. gimana nggak mau putus, kita sendiri kan tau kelakuan Kakashi kayak gimana.. Kabur tuh ceweknya!"

"Nggak negatif thinking gimana?!" Sahut Sasuke, "Lo kan pernah diajak ke klub! Lo masih bisa ngomong jangan negatif thinking?!"

Shisui tak menjawab dan menghela napas.

Atensi Obito beralih pada Rin yang masih memegang handphonenya dengan layar menyala. Handphonenya masih berbunyi.

"Matiin sayang. Biar aku yang telpon balik nanti."

Rin bergerak ragu. "T-tapi.. kasihan To," Ucap wanita itu. Alisnya menyatu ke atas.

"Rin," Panggil Obito menatapnya intens. Walaupun hanya dengan panggilan, Rin langsung mengerti jika Obito memperingatinya agar mematikan telpon itu.

Dengan helaan napas, Rin mematikan telponnya lalu memasukkan kembali handphonenya kedalam tas.

"Yaudah, gua sama Rin balik dulu ya." Ucap Obito tersenyum.

"Siap To!" Jawab Sasuke dengan nada tinggi.

Disaat pasangan suami-istri itu sudah masuk kedalam kamar, mereka kemudian juga ikut masuk kedalam kamar mereka masing-masing. Tak terasa, besok mereka harus pulang dan kembali pada realita.




My Daddy Madara (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang