Chapter 73

129 13 48
                                    







"Sas, kok lo mau pulang sih? Tuh rokok masih sisa banyak!"

Namikaze Naruto melayangkan protes saat melihat sahabatnya hendak pulang. Padahal tadi Sasuke sendiri yang mengajaknya nongkrong, tapi malah dia yang mau pulang duluan.

Memang dua jam sudah dihabiskan untuk nongkrong. Naruto awalnya bertanya-tanya apa yang membuat Sasuke berekspresi galau dan setelah Sasuke cerita, ia akhirnya tahu alasannya. Sebenarnya Sasuke sudah melupakan perihal Kakashi yang datang ke rumah, tapi Sasuke lebih kepikiran dengan apa yang ia katakan pada Mei- ibu tirinya. Jujur ia refleks bicara begitu saja pada Mei, dan Sasuke khawatir Mei akan mengadu pada Madara.

"Nggak usah dipikirin, Sas. Tante Mei baik kok. Nggak mungkin ngadu-ngadu begitu.." Ucap Naruto, ekspresinya santai.

"Kalau gua yang begitu sama nyokap gua..? Bukan bokap gua lagi yang turun tangan, tapi nyokap gua yang bakal aniaya anaknya sendiri!" Lanjut Naruto merubah ekspresinya terlihat sedih dan dramatis, walaupun menurut Sasuke perkataan Naruto terkesan kurang ajar.

Untuk sejenak Sasuke diam, sambil mengamati Naruto yang kini menyeruput secangkir kopi hitam yang mereka berdua pesan. Dalam hati, pria raven itu bertanya-tanya bagaimana watak dan sikap orang tua kandungnya ya? Apa mereka berdua seperti orangtua Naruto? Atau.. seperti orang tua Sakura? Atau.. tidak keduanya?

"Sas! Malah melamun! Ini loh rokok broo!"

Sasuke tersadar dan segera mengapit rokok tersebut dengan bibirnya, sebelum akhirnya ia menyalakannya dengan korek api.

"Udah ya, gua cabut. Udah malem nih," Ucap Sasuke dengan rokok yang masih setia menempel di bibirnya.

"Lo apaan sih! Kok buru-buru amat? Besok kan kita full jamkos bro~!"

Akan perkataan Naruto, Sasuke melirik ke arah jam dinding sebuah warkop yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. "Stress lo ya? Ini udah malem!"

"Nih, sayang banget rokok masih banyak." Sahut Naruto. Sejenak mengabaikan Sasuke, Naruto mengangkat tangannya untuk memanggil ibu-ibu yang menjaga warkop.

"Nek! Nih totalnya berapa?!" Teriak Naruto.

Pada awalnya memang Sasuke yang mengajak Naruto nongkrong dan ia cukup terkejut Sasuke membawanya ke sebuah warung kopi. Tumben-tumbenan tuh anak, biasanya Sasuke selalu bersangkutan dengan hal-hal mewah.

Sasuke pun yakin jika Naruto tahu alasannya mengapa ia membawanya kesini. Tentu saja tak ada uang kan? Kalau ada uang, yang ada dia tak mengajak Naruto nongkrong. Melainkan dia akan mengajak wanitanya yang sedang berada di rumah. Mana mungkin, dia mengajak Sakura makan malam di warkop?

Mendengar teriakan menggelegar Naruto, nenek penjaga warkop tersebut berjalan dengan tertatih-tatih hanya untuk mengambil uang yang sedang Naruto dan Sasuke pegang.

"Masing-masing kembali dua puluh ribu ya.." Ucap si wanita dengan suara nenek-nenek yang khas.

Naruto segera mencegat pergerakan nenek tersebut saat hendak ke belakang untuk mengambil kembalian. Sementara Sasuke hanya diam dengan ekspresi datar.

"Lu gimana sih Teme? Udah nggak usah kembalian. Kasian bro..." Ucap Naruto setelah kepergian nenek tersebut.

"Dua puluh ribu itu berarti buat gua, dobe. Udahlah, kalo lu mau amal, yaudah kasih aja. Gua tetep minta kembalian."

Naruto mengasamkan wajah dan tak habis pikir dengan Sasuke.










Suara gerungan motor terdengar di halaman keluarga Uchiha. Beberapa satpam penjaga rumah itu yang tadinya ngopi sambil berjaga-jaga mendengar suara tersebut dan langsung paham jika anak sang bos-lah yang datang. Dengan segera mereka membukakan pagar.

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now