Chapter 142

83 15 31
                                    







Pria berambut panjang itu nampak menikmati pemandangan didepannya dimana sang putri dan tiga cucunya tengah tertawa ketika keempat putranya mengajaknya bermain. Mereka nampak asik sendiri bermain di dekat kolam, sementara dirinya memperhatikan mereka dari ruang makan.

Di hari libur begini adalah hal yang menyenangkan ketika bisa berkumpul bersama keluarga. Melihat mereka tertawa sederhana seperti itu saja membuat hatinya menghangat.

Di hari libur seperti ini juga, entah kenapa Madara ingin mengajak mereka jalan-jalan. Madara ingat, terakhir kali dirinya dan anak-anaknya jalan-jalan sudah lama sekali. Mereka hanya liburan sendiri-sendiri, bahkan Sasuke tak pernah keluar kota sekalipun belakang ini. Profesinya sebagai mahasiswa cukup padat, apalagi dia sempat menjalani ujian semester kemarin.

Lamunan Madara sejenak buyar ketika Mei melewati pandangannya dan berjalan menuju pintu taman. Wanita itu memanggil anak-anaknya yang sedang mengobrol di taman tersebut agar bergabung ke ruang makan. Sontak kelima anaknya bersama cucu-cucunya bergabung ke ruang makan.

Di antara mereka semua, hanya ada salah satu wanita yang sejak tadi memang belum turun dari lantai atas. Wanita itu bahkan tak ikut membantu Mei, Rin dan Izumi memasak.

Madara menyadari hal tersebut, entah kenapa dia kurang suka dengan sikap Kagura yang malah meninggalkan pekerjaannya dan tidur seperti putri. Madara paham sudah banyak yang memasak apalagi istrinya dan dua menantunya dibantu oleh para maid, tapi rasanya kurang pantas dikala semuanya memasak, Kagura malah tidur.

Sikapnya kurang menghargai Mei dan Shisui, suaminya sendiri.. sudah tiga hari berturut-turut Kagura selalu seperti ini.

Dengan kening mengerut, Madara menolehkan kepalanya pada Shisui. Sepasang onyxnya menunjukkan sorot kurang suka, "Kagura masih di atas Shis?"

Mendapati panggilan sang Ayah, Shisui lantas balas menatap onyx itu. "Iya Pa."

"Memangnya nggak dibangunin?" Tanya Madara lagi.

Bukannya menjawab, Shisui malah diam. Semua orang yang ada di ruang makan dibuat bingung oleh sikap pria itu.

"Shisui?" Madara menuntut jawaban. Jujur saja dia tak suka dengan sikap Kagura yang tak meladeni Shisui.

"Shisui kasian Pa mau bangunin dia, dia kayaknya kelelahan.."

Kelelahan? Madara semakin dibuat heran. Toh bukannya Kagura tak melakukan apa-apa di rumah ini ya? Sudah beberapa hari ini wanita itu tidak membantu Mei di dapur, mengurus anakpun tidak.

Madara memilih tak menjawab. Pria itu pun mengalihkan topik. Sepasang onyxnya menatap anak-anaknya secara bergantian. "Hari ini Papa berencana mengajak kalian jalan-jalan ke villa. Besok kan tanggal merah juga, bagaimana kalau kita nginap disana?"

Mendengar ucapannya, dari keempatnya hanya salah satu yang menggelengkan kepala.

"Aduh, villa lagi, villa lagi.." Sasuke mengeluh, "Bosen Pa."

"Terus kamu ini mau kemana Sas?" Balas Madara. "Selalu aja kalau diajak ke villa kamu nolak."

"Ya emang bosen Pa." Jawab Sasuke apa adanya. Dia jujur dan tak berbohong soal itu, "Daripada ke villa, gimana kalau kita ke rumah barunya Obito?"

Mendengar namanya disebut, Obito terkejut. Pria itu menolehkan kepalanya pada Sasuke, "Rumah gua masih berantakan Sas."

"Udahlah To, itu nggak masalah. Kita semua nggak tau rumah lu kayak gimana. Yang tau cuma Papa doang sama Rin."

Itachi menyahut setuju, "Bener juga sih Sasuke To. Gua juga belum tau. Kita ke rumah lu aja."

Obito menghela napasnya dengan berat, "Yaudah, gua bakal suruh orang dulu buat bersih-bersih. Kesana nya nanti siang aja."

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now