Chapter 99 (Special Chapter)

143 18 33
                                    









Pagi hari menyambut. Hari libur telah tiba, orang-orang yang tinggal di rumah mewah tersebut bisa beristirahat sejenak dari aktivitas. Pagi ini, setelah sarapan, Madara dan keluarganya berencana untuk menghilangkan penat untuk pergi jalan-jalan. Tentu saja hal itu membuat anak-anaknya senang.

Shisui, Itachi dan Sasuke meminta usul pada sang Ayah untuk menjemput wanita mereka. Kagura, Izumi dan Sakura tiba di rumah Madara. Ketiga wanita cantik itu langsung dipersilahkan masuk kedalam rumah.

Alih-alih berangkat, Madara malah duduk santai di ruang keluarga. Sementara Mei menuju ke lantai atas. Hal itu bukan tanpa alasan tentu saja, melainkan sejak pagi tadi mereka tidak melihat keberadaan Obito dan Rin.

Sembari menunggu Obito dan Rin, Madara membaca majalah. Mendudukkan diri di sofa, sementara Mei mengetuk pintu kamar sepasang suami istri itu.

"Rin?"

Mei mengetuk pintu kamar tersebut dengan pelan-pelan. Khawatir mereka berdua sedang tidur.

Selama beberapa detik tidak ada sahutan, Mei mengetuk pintunya kembali. Barulah kali ini mereka yang ada didalam kamar mendengarnya. Tapi bukan Rin yang keluar, melainkan seorang pria bertubuh tinggi.

"Ma..?"

Mei menghela napas. Uchiha Obito membukakan pintu. Dari penampilannya pria itu masih kusut. Sudah ia duga.. seperti kata Madara dan ketiga anaknya yang lain, dia harus sabar deh menghadapi Obito yang selalu lama jika diajak pergi.

"Ya ampun, Ma.." Pria jabrik itu mulai berbicara. Ada penyesalan yang ditekankan di setiap nadanya. "Maaf banget kalo lama. Ini jam berapa??"

"Haduh, kamu ini gimana sih To? Ngapain sih?" Balas Mei. Keningnya mengerut, raut wajahnya terlihat kesal.

"Maaf.. gini aja deh, nanti Obito nyusul sama Rin. Emang mau kemana Ma?"

Bukannya menjawab, Mei malah bertanya. "Rin mana?"

"Ada didalem," Sahut Obito. Pria itu pun peka, memberi ruang bagi Mei agar dapat melihat menantunya. Sesuai kata Obito, Rin memang disana. Tapi.. dia sedang tidur.

"Tumben masih tidur." Ucap Mei. Maniknya menyipit.

Obito mengangkat bahu. "Nggak tau Ma.. Kemarin sih sempet nggak enak badan. Kasian.. Tadi pagi jam tiga sempet bangun, perlunya cuma muntah, terus tidur lagi."

Takut Rin terbangun, Obito yang sedang berdiri diambang pintu beranjak keluar dari kamar. Ia menutup pintunya pelan-pelan.

"Muntah?" Mei nampak kebingungan.

Obito hanya mengangguk.

"Udah minum obat?"

"Udah," Obito mengangguk. "Bentar lagi Obito siap-siap deh Ma... Kalo Papa sama Mama udah nggak sabar, berangkat aja. Ntar aku nyusul."

Mei berdecak. "Kamu ini gimana sih To? Kita semua itu.. pengen pergi bareng-bareng. Kalo kamu nyusul kan, nanti kelamaan. Keburu udah selesai semua."

Manik Mei menatap kilatan ekspresi cemas dari Obito. Tapi pria itu mengangguk saja.










"Anjir, udah satu setengah jam. Obito ngapain sih Pa?!"

Uchiha Itachi menggerutu kesal sembari menatap arlojinya. Moodnya sudah di jungkirbalikkan seratus delapan puluh derajat. Tadinya bersemangat dan antusias, kini berubah jengkel dan ubun-ubunnya terasa berat.

Tak hanya Itachi, Shisui dan Sasuke nampaknya begitu. Walaupun Shisui tidak terlihat seperti Itachi dan Sasuke yang terus menggerutu, pria itu hanya diam dengan wajah sebal.

My Daddy Madara (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang