Chapter 36

196 25 43
                                    









"Barusan gua sama Itachi mau nelpon lo karena kita berdua ada perlu."

Raut cemas tak hilang dari Shisui, jantungnya masih berdebar-debar. "Perlu apaan To?" Tanyanya dengan suara serak.

Bukannya menjawab, Obito tergelitik geli dengan sikap Shisui. Ia tertawa ringan dan merangkul bahu Shisui.

Tapi saat ia merangkul bahu adiknya, ia mencium sesuatu yang tak asing dari pakaian Shisui.

Senyum Obito memudar. Keningnya mengkerut.

Demi apapun, entah ada yang salah dengan indera penciumannya atau bagaimana, sesuatu yang tak asing itu seperti bau alkohol bercampur parfum wanita.

"Kenapa To?" Tanya Shisui berusaha tersenyum. Suaranya membuat tatapan Obito mengarah padanya. Tapi tatapannya tak seperti tadi yang terlihat menyenangkan.

Shisui sedikit tersentak. Memang setegang itu ya wajahnya sampai Obito menyadari jika ia sedang tegang begini?

"Lo habis darimana Shis?"

Kata-kata itu sukses membuat dada Shisui bergetar. Keringat mulai mengucur deras dari dahi Shisui.

Gawat! Ini GAWAT.

Bisa jadi masalah besar jika Obito tau ia baru saja pulang dari klub malam. Kakaknya itu akan menghajarnya, melapor pada Madara, dan Madara pasti juga akan menghajarnya habis-habisan. Shisui yakin, ia akan lebam-lebam dibuatnya.

Shisui dilanda dilema yang sangat berat. Ini menyangkut hidup dan matinya, menyangkut harga dirinya. Jika ia tak berbicara jujur dan Obito malah tahu kelakuannya dari orang lain, pastilah kesalahpahaman yang terjadi makin besar-besaran. Tapi jika ia jujur sekarang, Shisui tak siap akan menjadi santapan di keluarga ini.

Dihajar Madara, Obito, dan pastinya dua adiknya yang lain ikut-ikutan.

Seolah-olah kesal dengan keterdiaman Shisui, Obito berdecak dan menepuk pundak adiknya.

Dilihat sepasang onyx yang nampak penasaran dengan kening Obito yang mengkerut dalam membuat Shisui tak nyaman.

Shisui bergerak dengan gelisah. Keringat kini sudah membasahi dahi dan pelipisnya hanya karena fantasinya sendiri membayangkan yang tidak-tidak mengenai Madara dan kakaknya.

"Shis? Gua tanya kok lo malah diem sih. Kenapa?" Tanya Obito. Nadanya menuntut seolah meminta jawaban.

Takut-takut Shisui menatap kakaknya tapi tak ada satupun kata yang meluncur dari bibirnya.

Kening Obito mengerut semakin dalam. Menyadari sikap Shisui yang mendadak aneh padahal hanya ditanya perihal habis pergi dari mana. Tapi tak menutup kemungkinan jika Obito juga merasakan hal aneh yang lain- Seperti mencium sesuatu yang tak asing dari pakaian Shisui.

"To! Lo lama banget anjir, kita kan mau diskusi masalah ulang tahun Sasu-"

Suara tiba-tiba dari seorang pria menginterupsi mereka berdua. Entah Shisui harus merasa beruntung karena terselamatkan oleh kedatangan Itachi, atau malah dibuat apes.

"Ke." Lanjut Itachi melanjutkan bicaranya, nadanya pelan. Kening pria itu ikut mengerut saat melihat Obito dan Shisui yang nampak serius sekali entah kenapa.

Tiba-tiba terdengar suara tawa yang terdengar dari mulut Shisui. Obito dan Itachi agak terkejut dan menatap saudaranya yang sedang tertawa. Tertawanya nampak sekali dibuat-buat. Shisui samasekali tidak bisa menyembunyikan ekspresi cemasnya walaupun ia sedang tertawa. Jelas sekali dari wajahnya, tak luput tetesan keringat yang mengucur di dahi.

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now