Chapter 138

124 13 73
                                    







Hari Minggu pagi waktunya semua orang beristirahat di rumah. Pagi itu selepas acara pernikahan Shisui dan Kagura, suasana di kediaman keluarga Uchiha masih tetap berjalan seperti biasa. Hanya saja, yang membuatnya sedikit berbeda hari ini Shisui tidak ada di rumah.

Ya, mereka semua tahu jika Shisui dan Kagura sedang menginap di hotel tempat acara pernikahan mereka.

Ruang keluarga itu terlihat cukup ramai dengan kehadiran anggota keluarga Uchiha yang baru saja sarapan lalu menonton televisi disana. Tentu saja, para pria sebelumnya sudah melakukan olahraga gym. Menurut mereka, olahraga adalah hal yang wajib dilakukan setiap hari liburnya.

Tapi berbeda dari yang lain, salah satu anak Madara yang seharusnya beristirahat di rumah, kini nampak berpakaian rapi.

Onyx Madara menatap anak pertamanya yang sebentar lagi berangkat untuk mengurus beberapa hal bisnis. Tentu saja ini kemauannya yang menyuruh Obito bertemu dengan kolega bisnis di kantor.

Para kolega tersebut meminta salah satu pihak Perusahaan Uchiha bertemu secara mendadak untuk berdiskusi sejenak tentang proyek yang mereka kerjakan. Yang membuat pertemuan tersebut mendadak adalah karena para kolega bisnis tersebut yang tinggal di luar kota datang ke acara pernikahan Shisui. Mereka tak ingin langsung pulang, melainkan berbicara mengenai bisnis yang sempat mereka rencanakan sebulan yang lalu.

Tentu saja permintaan dari kolega tersebut langsung disetujui oleh Madara. Madara tentu saja tak ingin mengecewakan para koleganya dan menyuruh Obito untuk menemui mereka.

Pagi-pagi mendapati kabar yang mendadak seperti itu, membuat Madara sempat terkejut. Obito juga awalnya protes dan tidak mau meluangkan waktunya untuk ke kantor di hari libur begini. Tapi Madara sangat memaksa, jika tidak ditemui, pundi-pundi dolar tersebut akan pergi.

"Papa mau kemana?!"

Suara bocah berambut hitam jabrik terdengar di ruang keluarga. Kedua onyxnya bertanya-tanya melihat sang Ayah yang rapi dalam balutan kemeja dan jas.

Merasa pertanyaannya tak terjawab, Mamoru yang sedang duduk menemani Rie dan Fumiko beranjak menghampiri Obito yang baru saja turun dari tangga bersama Rin. Madara melirikkan onyxnya saat cucunya itu menghampiri keduanya.

"Papa mau ke kantor. Kenapa Mamoru?"

Ke kantor? Jawaban tersebut cukup mengejutkannya.

"Papa kok ke kantor? Sekarang kan hari libur. Kemarin Papa bilang mau ajak aku, mama, sama Rie jalan-jalan.."

Obito menghela napasnya dengan berat. Dia berharap Madara mendengar dengan jelas apa yang Mamoru katakan.

"Papa harus ke kantor, Mamoru. Bentar doang kok. Palingan jam satu siang Papa balik kesini."

Bocah itu memberengut, "Ih, Papa selalu aja ingkar janji dan selalu mentingin kantor daripada aku. Papa nyebelin!"

Hati Obito mencelos. Baru kali ini sebuah kata 'menyebalkan' Mamoru layangkan padanya.

Rin memandang khawatir keduanya dan segera menenangkan si bocah. "Habis pulang dari kantor, kita langsung jalan-jalan kok. Mamoru jangan ngomong begitu,"

Obito tersenyum, meraih salah satu pundak kecilnya seraya berjongkok. "Mamoru, Papa cuma sebentar. Habis itu kita jalan-"

Ucapannya terpotong dan pria itu dibuat kaget saat Mamoru menyingkirkan tangannya. Diiringi suara lantangnya yang memotong.

"Papa pasti bohong lagi!"

Detik itu juga Mamoru melengos pergi. Bocah itu berlari ke lantai atas dan menuju kamarnya. Rin segera menyusul putranya ke lantai atas. Obito dibuat mematung sesaat melihat sikap Mamoru. Mungkin bocah itu terlalu kecewa.

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now