Chapter 115 (Special Chapter)

131 17 37
                                    









Seorang istri Uchiha Itachi terbaring lemas di atas ranjang. Sudah sejak kemarin Itachi menyarankan agar membawanya ke dokter, namun Izumi menolak. Mengatakan jika dia baik-baik saja.

Izumi yang sakit begini, membuat Itachi tidak bisa ke kantor. Namun Madara tetaplah seorang pria yang ambius dan gila kerja, menyuruh Itachi agar tetap berangkat ke kantor. Tentu saja Itachi melayangkan beribu-ribu protes, menekankan jika Izumi sedang tidak enak badan sejak kemarin.

"Ya kan ada Mama sama Rin di rumah. Gak usah khawatir berlebihan..."

Itu adalah perkataan Madara setelah Itachi melayangkan protes padanya. Ya memang benar ada Mei dan Rin, namun tetap saja posisi mereka berbeda dengan seorang suami.

"Kenapa kamu nggak ganti baju? Udah jam tujuh lewat ini."

Keheningan yang menelusup kedalam ruang makan itu membuat semua arah pandang menuju seorang pria yang baru saja berbicara. Itachi menatap sang Ayah dengan terkejut. Darahnya langsung mendidih dan naik ke kepala.

"Papa ini gimana sih?!" Sahut Itachi geram. Suaranya yang keras membuat kakak-adiknya terkejut. Lebih-lebih Madara dan Mei. "Papa seharusnya yang paling ngerti sama kondisi aku disini. Kok malah lebih mentingin pekerjaan? Izumi lagi sakit Pa ..."

Madara mengangguk paham. "Papa paham, Papa paham..." Jawabnya dengan nada diseret. "Papa cuma ingetin kamu. Dirumah kan ada Rin sama Mama."

Itachi refleks menjambak rambut panjangnya sendiri sangking gemasnya. Namun dia tak menyahut apapun kali ini.

"Pa, udah biarin aja Itachi dirumah.." Suara Obito menginterupsi. "Nanti kerjaan Itachi bisa diurus sama Zetsu. Ntar tinggal dobelin aja bonusnya."

"Masalahnya Zetsu ini nggak nganggur To. Dia juga punya banyak kerjaan." Madara menoleh pada Obito, "Zetsu ini Papa suruh kerjain pekerjaan yang lain. Pekerjaan dia itu banyak."

"Papa lebih mentingin kantor daripada aku?" Sahut Itachi lagi-lagi.

Madara menghela napas. Kedua maniknya membola mendengar ucapan Itachi.

"Biar aku aja Pa," Shisui yang sedari tadi diam akhirnya menyahut. "Nanti pekerjaan Itachi biar Shisui aja yang urus. Udah lo mending di rumah aja Chi jagain Izumi."

Madara geleng-geleng kepala tak habis pikir. Tapi sudahlah, toh Shisui bersedia menggantikan pekerjaan Itachi. Madara tak membiarkan Itachi libur karena ada sesuatu yang penting terkait masalah kantor, namun karena Shisui sudah menggantikannya ya.. tidak ada masalah.

Shisui memang anak yang berbudi pekerti. Madara akui sendiri, jika dia tidak mau mengerjakan bagian Itachi. Obito juga pasti begitu.

Seusai sarapan, keempat pria tampan itu—Madara, Shisui, Obito, Sasuke hendak melenggang pergi. Salah satunya Mei bawakan bekal untuk makan siang. Siapa lagi kalau bukan Sasuke yang akan berangkat kuliah?

"Jadwal lo pagi ini Sas?" Tanya Obito menoleh saat di halaman rumah. Madara dan Shisui melenggang duluan, menyisakan dua kakak beradik itu.

"Aslinya sih nggak," Sasuke mencolek kunci mobilnya. Siap masuk kedalam mobil. "Dosen gua ngasih tugas. Ngumpulin doang."

"Terus lo nggak ada kelas hari ini?"

"Ada sih, tapi nanti siang." Sahut Sasuke santai. "Ya udah deh gua cabut yak."

Obito hanya mengangguk. Mobil miliaran yang Madara berikan pada saat hari ulang tahunnya akhirnya melenggang pergi keluar halaman. Pria berambut jabrik itu menghela napas, tiba-tiba saja teringat oleh putri kecilnya yang masih tidur.

My Daddy Madara (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang