Chapter 139

137 15 48
                                    









Pria itu menghela napasnya dengan berat. Jujur saja dia tak mengerti ketika berada dalam jalan tol tadi menuju perjalanan pulang, tubuhnya memang merasa agak meriang. Sampai sekarang pun, meriang nya tak kunjung hilang. Yang istrinya katakan mungkin ada benarnya, dia mengalami gejala demam. Tak hanya itu, kepalanya juga terasa pusing.

Mungkin ini karena aktivitasnya yang begadang terlalu sering. Tubuhnya menjadi lelah karena terlalu sering diforsir. Tapi tak apa, ini hanyalah demam dan dia tak ingin mengecewakan anak istrinya lagi.

"Udah siap?" Dia bergerak berekspresi ceria. Istrinya hanya mengangguk.

Obito beranjak berdiri dari sofa tersebut. Pria itu berniat untuk menggerakkan kedua kakinya tapi entah kenapa kepalanya terasa begitu berat. Demi Kami-sama, ada apa ini? Pandangannya juga memburam.

Rin memandang Obito cemas ketika melihat suaminya hanya berdiri sembari memegang kepalanya. "Obito-kun, kamu kenapa?"

"Obito?" Rin mengguncang pundaknya. Masih tak ada jawaban dan pria itu tetap pada posisinya.

Detik berikutnya Rin dibuat kaget yang luar biasa ketika Obito jatuh ambruk begitu saja. Rin memekik keras dan segera melindungi suaminya agar tak terkena benda keras.

"Obito-kun!"

Kepanikan yang luar biasa menyerang wanita itu ketika suaminya ambruk di pelukannya. Apa yang dia khawatirkan benar terjadi.

Wanita itu segera membaringkan tubuh Obito dengan pelan di sofa.  Untung saja dia dengan sigap mendekapnya hingga kepala Obito tak terbentur meja.

"Ma, Papa kenapa?!"

Kepanikan juga menyerang bocah jabrik yang ada disana. Sepasang onyxnya memunculkan kekhawatiran tak terhingga melihat Ayahnya yang tiba-tiba pingsan.

"Mamoru kamu panggil Om Itachi atau Om Sasuke, Mama mau pindahin Papa ke kamar." Ujar Rin dengan panik, tanpa menjawab pertanyaan anaknya.

"Iya Ma!" Jawab Mamoru cepat. Ia segera berlari menuju kamar Itachi. Bocah itu memilih pamannya yang berambut panjang karena kebetulan Itachi sedang berada di kamarnya. Tak perlu turun ke lantai bawah karena Sasuke dan Madara ada di ruang keluarga.

"Om, Om Itachi!" Mamoru dengan cemas mencoba untuk mengetuk pintu kamar pamannya itu. Ketukannya cukup keras meskipun tangannya masih kecil, gerakannya pun tergesa-gesa.

Selama beberapa saat tak ada sahutan, Mamoru sekali lagi mengetuk-ngetuk pintu kamar itu tanpa menyerah. Sesekali ia mencoba menggerakkan gagang pintu meskipun mustahil karena pintu itu dalam kondisi terkunci.

Detik berikutnya terdengar suara pintu terbuka. Wajah pria itu menatap Mamoru dengan pandangan kurang suka. Bagaimana tidak? Kegiatannya bersenang-senang dengan sang istri terganggu oleh kehadiran Mamoru.

"Ada apa Mamoru? Kamu nggak bisa apa ketuk pintu pelan-pelan?" Ucap Itachi berusaha bersabar. Nada yang dia gunakan cenderung tidak suka.

"Om, ini gawat! Tolongin Papa aku Om!" Jawab bocah itu dengan pandangan khawatir.

Kening Itachi sontak mengerut heran, "Papa kamu kenapa emang?"

"Papa pingsan Om!"

Itachi sontak terkejut. "Pingsan?"

Mamoru mengangguk cepat, "Iya, tadi habis dari kamar Mamoru tiba-tiba Papa pingsan! Mamoru nggak tau apa penyebabnya!"

Tanpa basa-basi lagi Itachi menghampiri Obito setelah Mamoru memberitahukan dimana Ayahnya itu. Mungkin penyebab kakaknya itu pingsan karena kelelahan.

My Daddy Madara (Season 2)Where stories live. Discover now